Bulukumba, Beranda.News – Suasana kampung halaman terasa kental dalam acara Buka Bersama di Mesjid Kapal Munzalan Tanahberu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Konsep buka puasa terbuka di pinggir pantai, disertai dengan pembakaran ikan terpanjang, mengajak umat Islam untuk kembali ke akar tradisi dan nilai-nilai kekampungan dengan tema “Ayo Kemesjid, Pulang ke Kampung”.
Menurut H. Kardi, pengasuh Mesjid Kapal Munzalan dan Paskas Bulukumba, konsep ini bertujuan untuk mengingatkan akan pentingnya kampung halaman dalam kehidupan sehari-hari. Pemilihan mesjid sebagai lokasi tidak lain agar umat selalu dekat dengan tempat ibadah.
Acara buka puasa terbuka ini dihadiri oleh 500 orang dari berbagai kalangan, dengan kontribusi para donatur termasuk pengusaha Sorong dan Haji.Awang, H. Kardi sendiri dan partisipasi warga sekitar

Also Read
Setelah berbuka puasa, pimpinan mesjid membagikan beras kepada warga setempat sebagai bentuk kepedulian dan kebersamaan dalam menjalankan ibadah Ramadan. Acara ini tidak hanya menjadi momen ibadah, tetapi juga sarana mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan dalam masyarakat.
Kegiatan program buka puasa bersama dihadiri beberapa pimpinan Pondok Pesantren dan pimpinan Pondok peserta Al Mutahabbun
Pimpinan pondok pesantren Al Mutahabbun menyatakan bahwa program mesjid sebaiknya tujuannya mempersatukan ummat dan memakmurkan mesjid lintas elemen
“Sebenarnya bukan puasa bersama yang bergilir digelar semalam ini, tujuannya untuk mempersatukan ummat dan meramaikan mesjid mesjid, kata Ustadz Muslim bahar, Senin 8 April 2024
Sekedar diketahui, Mesjid Kapal Munzalan mempersembahkan konsep mesjid kampung yang dibangun dari kayu dengan desain sederhana namun memukau, tidak kalah dengan megahnya mesjid modern. Lebih dari tempat ibadah, mesjid ini menjadi pusat kegiatan sosial dan keagamaan bagi masyarakat.
Mesjid Kapal Munzalan bukan hanya tempat ibadah bagi para musafir, tetapi juga tempat yang ramah bagi anak-anak dan keluarga. Di sini, anak-anak dapat bermain dengan bebas dan para orang tua bisa berkumpul untuk berdiskusi tentang keagamaan.
H. Kardi menjelaskan bahwa kehadiran anak-anak dalam mesjid ini bukan hanya untuk bermain, tetapi juga untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya kehadiran mereka dalam ibadah. Diharapkan, anak-anak akan lebih tertanam dalam kegiatan shalat, berbeda dengan kebijakan di beberapa mesjid modern yang cenderung melarang kehadiran anak-anak dalam ruang ibadah. Mesjid Kapal Munzalan hadir sebagai tempat yang mengakomodasi kebutuhan spiritual dan sosial masyarakat secara menyeluruh.