Bulukumba, Beranda.News – Aliansi Pemerhati Tani (Alerta) menggeruduk Kantor Perum Bulog Cabang Bulukumba pada Rabu, 9 April 2025, untuk menyuarakan keluhan para petani terkait harga gabah yang dibeli di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.
Dalam orasinya, massa aksi menuding Bulog telah memainkan harga gabah dengan bekerja sama dengan mitra tertentu. Mereka bahkan menduga Bulog sengaja tidak menyerap gabah dari petani, sehingga tengkulak dapat membeli dengan harga di bawah standar.
“Kondisi ini jelas merugikan petani dan melanggar aturan yang telah ditetapkan pemerintah, di mana harga gabah tidak boleh di bawah Rp6.500,” tegas Jenderal Lapangan Alerta, Asdar.

Also Read
Asdar juga memperingatkan Kepala Bulog Bulukumba agar tidak bermain-main dengan nasib petani.
“Kalau tidak mampu menyerap gabah petani Bulukumba, lebih baik angkat kaki. Daripada hanya membuat kegaduhan,” ujarnya.
Ia menambahkan, Bulog seolah tidak menghargai jerih payah para petani.
“Petani sudah berjuang keras untuk meningkatkan hasil panen, tapi saat panen melimpah, harganya justru ditekan. Ini sangat menyakitkan,” kata Asdar.
“Apalagi di tengah tingginya biaya produksi pertanian, harga malah jatuh saat panen. Ini bentuk pengkhianatan besar terhadap petani. Padahal, tanpa petani, kita tidak bisa makan,” tambahnya.
Alerta juga mendesak Bulog untuk memberikan sanksi tegas kepada mitra yang terbukti membeli gabah di bawah HPP.
Menanggapi aksi tersebut, Wakil Pimpinan Cabang Perum Bulog Bulukumba, Norin Samma, membantah tudingan bahwa pihaknya menurunkan harga gabah di bawah HPP. Ia juga menegaskan Bulog tidak pernah menolak gabah dari petani.
“Beberapa hari lalu memang mitra kami libur karena Lebaran, sehingga proses pembelian gabah sempat terhenti. Tapi itu bukan berarti kami menolak gabah petani,” jelas Norin.
Ia juga menegaskan, pihaknya akan memberi teguran hingga penghentian kerja sama kepada mitra yang terbukti membeli gabah di bawah harga yang telah ditetapkan pemerintah.