Bulukumba, Beranda.News– Masalah kelangkaan dan Harga pupuk mahal menjadi problem petani saat musim pemupukan, seperti yang terjadi di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan
Terkait hal tersebut, Kepala Desa Bontonyeleng A.Baso Mauragawali angkat bicara, ia menyebut di Bulukumba tidak sedang kekurangan stok pupuk Subsidi.
Bahkan kata dia, pupuk subsidi tersedia banyak di gudang, dimana tahun ini kuota Bulukumba bertambah untuk jenis pupuk subsidi yakni 15 ribu ton jatah Bulukumba sedangkan tahun lalu hanya 14 Ton Lebih
hanya saja, menurut dia terkadang pupuk susah di dapatkan petani, karena adanya agen atau pengecer yang belum menebus panjar di pihak distributor sesuai daftar Petani yang masuk dalam e.RDKK
Sehingga itu membuat keterlambatan penyaluran pupuk subsidi sampai kepengecer atau kelompok hingga kepetani.
Selain itu, kata dia, tidak bisa di pungkiri adanya pengecer atau kelompok tani yang nakal jual kuota untuk petani kepihak yang lain dan menaikkan harga dengan alasan biaya transportasi dan hasil kesepakatan antara petani.
Terkait isu mahalnya harga pupuk subsidi yang dibelikan petani, Opu sapaan A.Baso Mauragawali menjelaskan, terlalu berbelit-belit sistem birokrasi penyaluran sehingga harga pupuk subsidi mahal
“Coba pikir, dari distributor Ke Agen butuh biaya operasional pengangkutan, sampai di agen di salurkan ke pengecer butuh biaya transportasi dan pengecer kepetani juga demikian, tiga kali loncatan, beberapa kenaikan harga, apalagi ada agen dan pengecer nakal, wajar kalau harga Pupuk mahal.
Opu pun menyarankan kepada pihak pemerintah, sistem birokrasi penyaluran harus di pangkas..
Kalau Pemerintah mau petani tidak selalu berteriak saat musim pemupukan. pupuk langka dan harga mahal, pemerintah dalam hal ini dinas terkait harus melakukan evaluasi, ubah sistem birokrasi penyaluran. pangkas itu agen dan pengecer. Seharunya penyalur dari distributor membawah langsung ke Desa desa wilayahnya masing masing dan membuat gudang penampung di desa tersebut. Saran opu Mantan Legislator Bulukumba itu (Dirman)