Ayam Likku dan Doa Bersama, Tradisi Bugis Sambut Ramadhan

Bulukumba, Beranda.News – Menjelang bulan suci Ramadhan, masyarakat Bugis di Bulukumba memiliki tradisi unik yang dikenal dengan Salamatan atau ritual syukuran.

Tradisi ini dilakukan dengan menggelar doa bersama dan menikmati hidangan khas, yaitu ayam likku—ayam yang dimasak dengan rempah khas, terutama lengkuas.

Hampir setiap rumah di daerah Bugis dapat ditemukan mengadakan Salamatan menjelang Ramadhan.

 

Ritual ini dipercaya sebagai bentuk syukur karena masih diberi kesempatan bertemu dengan bulan puasa.

Selain itu, Salamatan juga diyakini dapat membawa berkah dan mempersiapkan batin untuk menjalani ibadah puasa selama satu bulan penuh.

Menurut beberapa sumber, tradisi ini diwarisi dari leluhur sebagai bagian dari persiapan spiritual. Melalui doa-doa yang dipanjatkan, masyarakat berharap ibadah Ramadhan mereka diberkahi dan berjalan lancar.

Dalam pelaksanaannya, orang yang dianggap memiliki kemampuan khusus atau dikenal sebagai “Pa’Baca” akan berkeliling kampung untuk memimpin doa di rumah-rumah warga. Mereka membaca doa-doa tertentu untuk keselamatan dan kelancaran ibadah puasa.

Selain doa, hidangan ayam likku menjadi sajian utama dalam tradisi ini. Ayam dimasak dengan bumbu rempah, terutama lengkuas yang dihaluskan, sehingga menghasilkan cita rasa khas yang gurih dan aromatik.

Hingga kini, tradisi Salamatan masih terus dilestarikan oleh masyarakat Bugis, khususnya di Bulukumba.

Ritual ini tidak hanya sebagai bentuk syukur, tetapi juga mempererat hubungan kekeluargaan serta menjaga warisan budaya yang telah diwariskan turun-temurun.