BULUKUMBA,Beranda.News— Menjelang sore di Dusun Karang Bulotong, suara lantunan ayat suci terdengar merdu dari dalam masjid. Suara itu datang dari anak-anak yang duduk bersila, memegang Alquran atau Iqra, di hadapan seorang guru yang sabar membimbing.
Guru itu adalah Suleha, pengajar TPA yang diangkat resmi oleh Pemerintah Desa Tamaona. Setiap hari, tanpa libur, ia mengajarkan mengaji kepada anak-anak desa.
“Tiap hari kami lakukan pengajaran mengaji. Alhamdulillah, anak-anak antusias belajar, mereka cepat paham dan mudah menangkap pelajaran,” kata Suleha, Rabu (13/8/2025).

Also Read
Program ini bukan sekadar rutinitas religius. Bagi Pemdes Tamaona, ini adalah bagian dari strategi besar membangun sumber daya manusia (SDM) yang berakhlak, berilmu, dan memahami agama sejak usia dini.
Kepala Desa Tamaona, Bustan menegaskan, membangun generasi yang mampu membaca dan memahami Alquran sama pentingnya dengan membangun jalan, jembatan, atau infrastruktur lain.
“Buat apa infrastruktur megah dan banyak kalau SDM masyarakat soal keagamaan kurang? Tidak sejalan. Siapa yang akan menjadi penerus yang berakhlak dan menjaga desa kalau generasinya tidak berilmu?” ujarnya.
Selain fokus pada ketahanan pangan dan pembangunan fisik, tahun ini Pemdes Tamaona memberikan perhatian khusus pada pendidikan agama. Mereka percaya, Alquran adalah cahaya dan petunjuk hidup yang membentuk etika dan moralitas masyarakat.
Di masjid kecil itu, anak-anak terus melafalkan ayat demi ayat, sesekali tersenyum ketika guru membetulkan bacaannya. Bagi mereka, belajar mengaji bukan beban, tapi kebiasaan yang kelak akan menjadi bekal hidup.
Dan di tengah lantunan ayat-ayat itu, tampak jelas cita-cita desa ini: melahirkan generasi Qurani yang siap membangun Tamaona, bukan hanya dengan tenaga, tapi juga dengan iman dan akhlak.