Bulukumba, Beranda.News – Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Pemerhati Tani (Alerta), petani, dan pedagang gabah menggeruduk kantor DPRD Bulukumba pada Jumat, 11 April 2025.
Aksi tersebut digelar untuk menyuarakan keresahan terhadap ketidakstabilan harga gabah serta sulitnya gabah petani terserap oleh pihak mitra penggilingan.
Dalam orasinya, Jenderal Lapangan Alerta, Asdar, menilai DPRD Bulukumba tidak menjalankan fungsi pengawasan sebagaimana mestinya sehingga kondisi petani kian terpuruk.

Also Read
“Seharusnya DPRD turun langsung melihat kondisi dan mendengar keluhan petani. Ini justru terbalik, kami yang membawa hasil investigasi dari lapangan. DPRD jangan hanya duduk dan selfie-selfie ketika keadaan petani sedang tidak baik-baik saja,” tegasnya.
Asdar juga meminta DPRD mengawal aspirasi petani dan mitra Bulog. Para petani, kata dia, berharap harga gabah stabil sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.
Sementara itu, perwakilan mitra Bulog atau pedagang, Syamsir, meminta pemerintah menyediakan fasilitas pengering (dryer) agar seluruh gabah petani bisa diserap, mengingat selama ini gudang penyimpanan cepat penuh saat musim panen.
“Kapasitas penggilingan kami terbatas, sementara saat ini sedang panen raya. Jika gudang sudah penuh, kami terpaksa tidak bisa lagi menampung gabah petani. Kalau gabah basah ditumpuk, itu bisa rusak,” ujar Syamsir.
Aksi ini diterima langsung oleh empat anggota DPRD Bulukumba, yakni Alkaisar, H. Syaifuddin, Andi Rizal Syarif, dan Muh. Arif AS.
Menanggapi aspirasi massa, H. Syaifuddin menyampaikan bahwa pihak DPRD telah menjalankan fungsi pengawasan dengan mengundang semua pihak terkait untuk melakukan rapat dengar pendapat.
“Beberapa hari lalu kami telah menggelar rapat bersama TNI, Polri, Dinas Pertanian, Bulog, dan mitra Bulog. Semua permasalahan petani telah kami catat dan akan kami teruskan ke tingkat pusat,” ujarnya di hadapan massa aksi.