Bulukumba, Beranda.News- Miris kehidupan Bu Nia (65) Warga Desa Bontobulaeng, Kecamatan Bulukumpa, Kondisi cacat fisik, Kaki Buntung hidup dalam keluarga tergolong miskin dan tidak pernah tersentuh bantuan dari pemerintah
Selama ini ia bergantung pada suaminya yang berpenghasilan 10 ribu sampai 20 ribu per hari, Sebagai tukang pabrik tepung beras dan petani serabutan
Tak hanya diri nya, suaminya juga harus menghidupi 3 anaknya.

Also Read
Hanya jasa pabrik tepung itulah ia bertahan hidup besama keluarga, beruntung Bu Nia bersama suaminya dulu bisa menabung untuk membeli mesin pabrik tepung beras, saat kondisi kaki Bu Nia masih sempurna.
Bu Nia Sebenarnya terdata sebagai penerimah bantuan sosial tahun 2019 lalu, Dapat Kartu bansos dan buku rekening bantuan dari bank mandiri. Tapi tidak pernah menerimah bantuan
Dua tahun lamanya Bu Nia menyimpan kartu dan buku rekening itu, berharap bantuan nya bisa didapatkan, tapi kenyataannya hingga saat ini tidak ada bantuan diterimahnya
Saat dikunjungi dirumahnya oleh awak media ini, Minggu 23 Januari 2022, Bu Nia dengan wajah polosnya menceritakan, pada tahun 2019 lalu,
dirinya di dampingi oleh keluarga, dua kali pernah ke bank mandiri mempertanyakan bantuannya, hari pertama katanya hanya di pimpong oleh pihak bank mandiri, tak putus asa, hari keduanya dia datang lagi, ia sedikit legah dengan penyampaian salah satu karyawan bank.
“Saat ini Bu Nia Belum Terdaftar, tapi penerimaan berikutnya Bu Nia sudah bisa menerimah, Meniru Ucapan karyawan itu
Namun kenyataannya, saat penerimaan bantuan yang lain kembali menerimah, tapi bu Nia tidak menerima bantuan sosial itu, Hati kecilnya menangis di balut kecewa, tapi hanya bisa pasrah
“Pada tahun 2019, Saya berharap Tommi pak penerimaan berikutnya waktu itu terimah juga, karna dari bank katakan itu, tapi ternyata tidak terimah ka lagi, jadi saya hanya bisa nangis dan pasrah, mungkin nasib saya begini, Ucap Bu Nia Dengan nada sedih saat di temui dikediamannya oleh awak media ini, Minggu 23/2022
Dengan keterbatasan pisik yang dimilikinya, Bu Nia Putus asa untuk mengurus bantuan tersebut, Hingga saat ini tidak menerimah.
” Putus asa ma uruski itu bantuan, apalagi kondisi cacat nda bisa bolak balik ke kota. Katanya
Kordinator bantuan sosial desa Bontobulaeng, Hardiani Mengatakan, Bu Nia ini tidak terdaftar sebagai penerimah bantuan sosial baik PKH atau BPNT, jejaknya tidak ditemukan oleh pendamping.
Hanya saja ia mengaku kalau Bu Nia Sebelumnya terdata sebagai penerima bantuan sosial, karna dirinya sebagai pendata.
Bahkan ia mengaku dirinya langsung yang temani Bu Nia Terimah kartu dan buku rekening bansos.
Hasriani pun kaget dapat info kalau Bu Nia selama 2 tahun tidak dapat terimah bantuan apapun.
” Nda kutauki kalau selama ini Bu Nia tidak menerimah, pikiran saya bu Nia terimah. baru tidak ada juga melapor kepada saya. Katanya
Saat ditanya Alasan Bu Nia tidak terdaftar penerimah bansos, Bu Hasriani pun tidak bisa menjawab.
” Saya tidak tahu apa alasannya Bu Nia tidak terdaftar, karena menurut pendampingku yang menentukan penerimah itu pusat, kami di desa hanya mendata. Katanya
Ditempat Terpisah, Kepala Desa Bontobulaeng, APLUS mengatakan, jika selama ini warganya bernama bu Nia di anggap sebagai keluarga penerimah manfaat bantuan sosial PKH
” Saya kira wargaku itu menerimah bantuan sosial, karna dia terdaftar sebagai penerimah bantuan PKH, jadi saya tidak masukkan sebagai penerima bantuan tunai (BLT) di desa.
Kepala Desa Dua periode itu pun mengaku akan mempertanyakan kepada pendamping bansos dan dinas sosial, “kenapa bisa ada kartu dan buku rekening tapi tidak terimah bantuan.
Bahkan ia menganggap bantuan yang turun ke warga terkadang tidak tepat sasaran dan pendataannya kacau
” Kami bingung sebagai pemerintah Desa, terkadang berbeda data yang kita masukkan dengan Penerimah, karna pusat yang menentukan intervensi penerimah, Seharusnya semua bantuan pemerintah desa yang tentukan, sebab tahu kondisi desa dan keadaan warganya..Cetus Aplus.(Dirman)