BULUKUMBA,Beranda.News– Siang itu, sejumlah anak tampak riang memasuki sebuah bangunan sederhana namun penuh warna di Desa Balleangin, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba. Usai pulang sekolah, mereka bukannya langsung pulang ke rumah, melainkan lebih dulu singgah di perpustakaan desa yang kini menjadi tempat favorit untuk belajar dan membaca.
Rak-rak buku tertata rapi, dipenuhi berbagai bacaan mulai dari cerita anak, pengetahuan umum, hingga buku pelajaran sekolah. Di sudut ruangan, tersedia fasilitas bermain sederhana yang semakin menambah daya tarik. Suasana hangat dan nyaman membuat anak-anak betah berlama-lama di dalamnya.
Tak hanya menarik perhatian anak-anak, perpustakaan ini juga mendapat pujian dari warga luar desa. Bangunannya memang sederhana, tetapi desainnya unik dan elegan. Setiap ruangan dilengkapi pendingin udara (AC) sehingga pengunjung bisa membaca dengan lebih nyaman.

Also Read
Pembangunan perpustakaan ini sepenuhnya dibiayai dari dana desa yang dialokasikan untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan anak-anak di Desa Balleangin.

Kepala Desa Balleangin, H. Irfandi Bahri, mengungkapkan bahwa gagasan membangun perpustakaan berawal dari kebiasaan anak-anak di desanya yang sering belajar bersama di balai-balai atau tempat terbuka. Dari situlah muncul keinginan untuk menyediakan sarana belajar yang lebih layak.
“Perpustakaan ini kami hadirkan sebagai ruang belajar yang nyaman untuk anak-anak. Tujuannya agar mereka bisa mencintai buku sejak dini, sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia di desa,” ujar Irfandi Bahri, Jumat (22/8/2025).
Menurutnya, keberadaan perpustakaan bukan sekadar menyediakan bacaan, melainkan juga menciptakan ruang edukasi yang ramah dan inspiratif. “Ini untuk mencerdaskan anak-anak. Pemerintah desa harus mendukung dengan menyediakan fasilitas belajar yang baik. Tempat yang nyaman tentu membuat mereka betah untuk membaca,” tambahnya.
Ke depan, Irfandi Bahri juga berencana menambah fasilitas, salah satunya akses Wi-Fi gratis. Harapannya, anak-anak tidak hanya terbiasa membaca buku fisik, tetapi juga mampu memanfaatkan teknologi digital untuk belajar dan mengembangkan keterampilan.
Kini, Perpustakaan Desa Balleangin tidak lagi sekadar ruang membaca, melainkan sudah menjadi pusat aktivitas belajar anak-anak. Gelak tawa dan keceriaan mereka saat membaca sambil bermain menjadi bukti bahwa budaya literasi bisa tumbuh dari desa, dengan dukungan pemerintah serta partisipasi masyarakat.


















